Senin, 20 Februari 2023

RESTUMU AZIMAT HIDUPKU

 

RESTUMU AZIMAT HIDUPKU

Karya: Muhajir Syam

Analekta kata terberai

Larut dalam cengkraman duka

Saat gerhana hiasi relung jiwa

Sungguh anakmu lemah

Dan terlalu lemah

Saat darah segarmu berhenti mengalir

Detak jantung pun terombang

Entah kemana sandarkan pegang

Bibirpun keluh

Tak mampu mengulas rasa

Tuk sekedar menguak secuil nilai

Bahtera kasih sayangmu

Embun pagi tak mampu memberi cerah

Saat wajah sayu tertutup kafan merah

Restu yang selama ini menyatu

Dalam detak jantungmu

Menggapai angin suka menghempas duka

Dari semua asa yang dicita

Kini sirna dalam hembusan angin surga

Semoga anakmu mampu wujudkan damba

Dari semua yang bunda cita

Semoga taman surga jadi tempat terindah

Untukmu permata hatiku

“Selamat Hari Ibu 22 Desember 2021”

 

Ganding, 22 Desember 2021



RINDU SENYUM BUNDA

Karya: Muhajir Syam

Setiap himpit masalah menjepit

Raut wajah itu berkelindan

Ingatkan Nanda akan karunia Tuhan

Pancuran kasih sayang

Mengalir deras tak kenal musim

Aliri oase hati nan gersang

Ibu…

Kini kau telah tiada

Menggulung cinta dalam pusara

Anakmu tak lelah mengemis rintik do’a

Dalam tiap asa yang dicita

Karomah senyum yang dulu ada

Menjadi kenang yang sering sesakkan dada

Aku tak berdaya

Menggapai rasa itu kembali

Hanya rindu yang selalu membuncah

Dalam derai air mata

Penuh sesal tak terkira

Kenapa senyum itu tak bisa kuikat

Dalam lembaran kisah yang pernah ada

Semoga senyummu dan senyumku

Berpadu dalam ridla menuju surga

 

Ganding, 27 Desember 2021


 

DIAMMU PERMATAKU

Karya: Muhajir Syam

Tubuh rentah berkharisma

Tiap langkahnya penuh permata

Sosok miskin retorika

Tetesan kata-katanya menjadi analekta

Menyentuh menusuk jiwa pemburu sabda

Ayah…..

Kau tokoh panutan nan bersahaja

Tujuh tahun kuselami samudera hikmah

Berharap mutiara kata

Bersimpul rimah berbalut diksi indah

Namun aku gagal pahami narasi yang ada

 

Diam itu permata

Itulah bahasa tubuh yang utuh

Yang terekam dalam benakku yang luguh

Betapa sulitnya wejangan kata

Demi hindarkan diri dari pisau lidah

Menggores hati walau tak sengaja

Tak ada upaya menghias diri

Dengan kata yang tak pasti

Insan sejati mengukur diri

Dengan introspeksi tiada henti

Setelah kau tiada baru kupahami

Bahwa hidup tak perlu legitimasi diri

 

Ganding, 06 Desember 2021


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

KEKUATAN KARAKTER YANG LAHIR DARI SIFAT SABAR DAN TAWADLU’ (Edisi Lanjutan......!)

35. Mind Set (Pola Pikir)   Tikungan maut kolam bertanggul  Berguling mobil bermotif batik  Lingkungan baik dalam bergaul  Menggiring kita h...