1.
DIAMMU PERMATAKU
Karya:
Muhajir Syam
Tubuh rentah
berkharisma
Tiap langkahnya
penuh permata
Sosok miskin
retorika
Tetesan kata-katanya menjadi analekta
Menyentuh
menusuk jiwa pemburu sabda
Ayah…..
Kau tokoh
panutan nan bersahaja
Tujuh tahun
kuselami samudera hikmah
Berharap mutiara
kata
Bersimpul rimah
berbalut diksi indah
Namun aku gagal
pahami narasi yang ada
Diam itu permata
Itulah bahasa
tubuh yang utuh
Yang terekam
dalam benakku yang luguh
Betapa sulitnya
wejangan kata
Demi hindarkan
diri dari pisau lidah
Menggores hati
walau tak sengaja
Tak ada upaya
menghias diri
Dengan kata yang
tak pasti
Insan sejati
mengukur diri
Dengan
introspeksi tiada henti
Setelah kau
tiada baru kupahami
Bahwa hidup tak
perlu legitimasi diri
Ganding, 06
Desember 2021
2. RESTUMU AZIMAT HIDUPKU
Karya: Muhajir Syam
Analekta kata terberai
Larut dalam cengkraman duka
Saat gerhana hiasi relung jiwa
Sungguh anakmu lemah
Dan terlalu lemah
Saat darah segarmu berhenti mengalir
Detak jantung pun terombang
Entah kemana sandarkan pegang
Bibirpun keluh
Tak mampu mengulas rasa
Tuk sekedar menguak secuil nilai
Bahtera kasih sayangmu
Embun pagi tak mampu memberi cerah
Saat wajah sayu tertutup kafan merah
Restu yang selama ini menyatu
Dalam detak jantungmu
Menggapai angin suka menghempas duka
Dari semua asa yang dicita
Kini sirna dalam hembusan angin
surga
Semoga anakmu mampu wujudkan damba
Dari semua yang bunda cita
Semoga taman surga jadi tempat
terindah
Untukmu permata hatiku
“Selamat Hari Ibu 22 Desember 2021”
Ganding, 22 Desember 2021
3.
KETERBATASAN
Karya:
Muhajir Syam
Hidup berbingkai
keterbatasan
Yatim dalam
belaian
Kisah pilu
menyayat dalam hentakan langkah
Arungi samudera
anak tanpa ayah
Serpihan takdir
semakin buram
Saat remaja
kehilangan Ibu tersayang
Kepedihan hati
Berisi ratapan
perih
Arungi hidup
yang kian tak pasti
Kakak menjadi
tempat bersandar
Mengasah diri
dalam kedewasaan
Semangat untuk
sukses
Merendam
keterbatasan dalam bingkai asa
Satu titah
baginda
Rujukan mulia
wujudkan cita
Bukan yatim
orang yang kehilangan Ayah Bunda
Tapi hakekat
Yatim mereka yang miskin ilmu
Suka duka Kau
Peluk dengan kesabaran
Hina dina Kau
oles dengan mutiara ilmu
Akhir cerita
begitu indah
Keterbatasan
bukan alasan wujudkan cita
Ayah, figur
bersahaja penuh hikmah
Kini kenangan
itu menjadi cerita bermakna
Wujudkan rida
Sang Pencipta
Ganding, 24
Desember 2021
4.
RINDU SENYUM BUNDA
Karya:
Muhajir Syam
Setiap himpit masalah menjepit
Raut wajah itu berkelindan
Ingatkan Nanda akan karunia Tuhan
Pancuran kasih sayang
Mengalir deras tak kenal musim
Aliri oase hati nan gersang
Ibu…
Kini kau telah tiada
Menggulung cinta dalam pusara
Anakmu tak lelah mengemis rintik do’a
Dalam tiap asa yang dicita
Karomah senyum yang dulu ada
Menjadi kenang yang sering sesakkan dada
Aku tak berdaya
Menggapai rasa itu kembali
Hanya rindu yang selalu membuncah
Dalam derai air mata
Penuh sesal tak terkira
Kenapa senyum itu tak bisa kuikat
Dalam lembaran kisah yang pernah ada
Semoga senyummu dan senyumku
Berpadu dalam ridla menuju surga
Ganding, 27 Desember 2021
5.
IKHLAS MENGABDI
Karya:
Muhajir Syam
Satu uswah masih
terlukis nyata
Indah hiasi
cerita hidup Ayah
Pengabdian dan
perjuangan tak kenal lelah
Aliri gurun
sahara nan tandus akan cinta
Cinta hakiki
pada Pencipta
Ayah….
Mengabdi tanpa
pamrih
Sakit dada luka kata
tertutup rapi
Meredam bara
amarah
Wujudkan mimpi
indah
Orang sekitar
istikamah dalam cinta
Lima puluh tahun
lebih
Kau ajak mereka
bersenandung pada Nabi
Berharap syafaat
dan ridla Ilahi
Kini….
Meski Kau telah
pergi
Mereka masih
tetap ikuti uswah yang Kau beri
Semoga amal
jariyah tak lelah menghampiri
Dan antar kau ke
surga Ilahi
Ganding, 27
Desember 2021
Syukron atas supportnya
BalasHapus