Etika Yang Bekenaan Dengan Diri Dan
Ilmunya
a. Meluruskan niat[1]
Arah mana silahkan pinta
Kalau kemari berjubal basa
Jaga amanah kerjakan perintah
Tanpa pamrih dan imbal jasa
*****
Buah mengkudu jadikan jamu
Ambil airnya lalu di olah
Jangan ragu sebarkan ilmu
Tuk meraih ridlanya Allah
b. Selalu Muraqabah[2]
Ke Jogja beli semangka
Jangan lupa perasan santan
Khosyah dalam
bertingkah
Jaga ucapan dan perbuatan
Sapi menunggu tempat ikatan
Membasuh mata kena sayatan
Jauhi belenggu empat keterikatan
Nafsu dunia makhluq dan syaitan
*****
Racikan jamu jaga kesehatan
Parut kelapa jadi perasan
Sia-siakan ilmu dan penghianatan
Renggut nestapa berat siksaan
*****
Karang di laut mati berlimbah
Pantainya kamal jadi rebutan
Orang berilmu mesti bertambah
Baiknya amal dan perbuatan
![]() |
guepedia.com |
c. Menjaga ilmu[3]
Tenangkan tamu dengan gamelan
Hidangkan makan beri perasan
Muliakan ilmu dengan amalan
Selamatkan badan dari siksaan
*****
Eratnya rasa meraih nikmat
Tawa candamu jadi azimat
Beratnya siksa di hari kiamat
Gegara ilmu tidak manfaat
*****
Pasangan isteri hatinya jemu
Gunjingan emmak itu berduri
Jangan kotori sucinya ilmu
Dengan tamak serakah diri
*****
Rona bibirmu tampak mengkilat
Wangi terasa saat berjabat
Hinanya ilmu dengan menjilat
Datangi penguasa juga pejabat
d. Berbudi pekerti luhur [4]
Secawan yakult brisikan tinta
Menanti sahur tulis karmina
Dermawan zuhud bukan cerita
Pekerti luhur Murobbi ruhina
Benang kusut jangan di aduk
Ketrampilan baru indah di raga
Tenang khusu waro’ tawadduk
Penampilan guru setia terjaga
e. Mencari usaha yang baik.[5]
Barang barumu letak di laci
Sekali saja makan supermie
Orang berilmu haruslah suci
Hindari usaha nan remeh temeh
*****
Gajah memamah sambil lari
Naik tanjakan redam birahi
Jaga muru’ah dan harga diri
Demi mulyakan Kalam Ilahi
f. Menegakkan syiar-syiar islam.[6]
Lalat menjamah dibinasakan
Berdebar dalam kaos sepatu
Shalat berjama’ah dibiasakan
Menebar salam dan tepat waktu
Kamar Ma’ruf musnah terbakar
Membeli bakwan saat pasaran
Ber amar ma’ruf dan nahi mungkar
Hadapi cobaan dengan kesabaran
g. Mengerjakan amalan Sunnah.[7]
Luka bernanah jangan risaukan
Oleskan obat terasa nyaman
Perkara Sunnah tetap amalkan
Buktikan cinta pada Idaman
h. Bermasyarakat dengan akhlaq yang baik.[8]
Membuli dunia jangan turuti
Cahaya taman belakang panti
Pergauli mereka dengan pekerti
Niscaya aman tenangkan hati
i. Membersihkan hati.[9]
Tanggalkan tangki di pohon jati
Singkirkan onak tajam berduri
Musnahkan dengki dan iri hati
Bersihkan hati sucikan diri
[1] Sebagian
Ulama’ berkata: “Ilmu berawal dari sikap diam, mendengarkan, menghafal,
mengamalkan, kemudian menyebarkannya.”
[2]
Sebuah nasihat dari kaum bijak mengatakan:
مَنِ
ازْداَدَ عِلْماً وَلَمْ يَزْدَدْ هُدىً، لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلاَّ بُعْداً
Artinya: “Barangsiapa
bertambah ilmunya, tapi tidak bertambah petunjuknya, niscaya ia hanya
semakin jauh dari Allah”.
[3]
Rasulullah bersabda: “Paling kerasnya siksa manusia di hari kiamat adalah siksa
orang alim yang tidak diberi mamfaat oleh Allah dengan ilmunya.”
[4] Imam Syafi’I berkata: “Jika ada orang yang berwasiat untuk orang
yang paling cerdas, maka wasiat itu di arahkan kepada orang-orang yang zuhud.
Siapakah yang berhak memiliki kecerdasan dan kesempurnaan daripada ulama yang
zuhud?”
[5]
(HR ath-Thabarani dalam Mu’jam al-Kabîr, al-Baihaqi dalam Syu’ab
al-Imân, Abu Nu’aim dalam Ma’rifah ash-Shahâbah dan
al-Qudha’i dalam Musnad Syihab al-Qudhâ’i).
[6] (QS
al-Hajj [22]: 32)
[7]
Contoh
Amalan-amalan Sunnah: Membaca al-qur’an, salat dan puasa sunnat, membaca
salawat, senantiasa punya wudlu’ dsb.
[8] (QS. asy-Syu’ara: 88-89)
[9] (QS al-Baqarah: 222)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar