Minggu, 29 Januari 2023

RUMAH SUCI SURGAWI SIDOGIRI

 

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS at-Tahrim:6).

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Setiap anak yang dilahirkan pasti dalam keadaan fitrah (suci/islam), lalu ayah dan ibunya yang dapat menentukan kelak ia beragama Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.”

Dalam hadisnya yang lain, Rasulullah juga bersabda:

“ Masing-masing dari kalian adalah pemimpin, dan masing-masing dari kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang di pimpinnya. Imam (Pemimpin negara) adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyatnya, Laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan dimintai pertanggung jawaban atas yang di pimpinnya, Dan perempuan itu adalah pemimpin di rumah suaminya dan di mintai pertanggung jawaban atas yang di pimpinnya.”

Satu ayat Alqur’an dan dua hadis di atas setidaknya menjadi dalil yang kuat kenapa orang tua harus memilih lingkungan dan pendidikan yang baik untuk anaknya, agar agama anaknya bisa terjaga dan tanggung ajawab orang tua bisa terpenuhi. Di antara lingkungan dan tempat pendidikan yang paling baik untuk anak adalah Pondok Pesantren.

Apa untungnya memondokkan anak ke Pondok Pesantren? Penulis bisa menjelaskan disini sebagaimana yang tertuang dalam Buku Panduan Wali Santri (Penerbit Sidogiri, Hal;17). Ada 11 keuntungan memondokkan anak ke Pondok pesantren, diantaranya:

1.     Orang tua telah memenuhi tanggungjawab  pendidikan anak khususnya dalam bidang pendidikan agama.

2.     Anak telah memenuhi kewajiban dalam mencari ilmu agama.

3.     Anak belajar ilmu agama langsung kepada para Kiai dan Ustadz yang jelas sanad keilmuannya.

4.     Anak akan mendaptkan ilmu agama yang bisa menyelamatkan dirinya di dunia dan akherat.

5.     Anak hidup dilingkungan pesantren yang kental dengan belajar ilmu agama, ibadah dan akhlak al karimah.

6.     Anak mendapatkan pendidikan dan pengawasan langsung dari para Kiai dan Ustdz.

7.     Anak aman ari pergaulan bebas, obat-obatan terlarang dan kenakalan remaja.

8.     Anak belajar mandiri, sederhana dan hemat.

9.     Anak belajar hidup bermasyarakat, karena kehidupan pesantren adalah miniature kehidupan di masyarakat.

10.  Anak hidup bersama dengan santri laindari berbagai dareah dan suku sehingga dapat memperluas wawasan dan pergaulannya.

11.  Anak menjadi penerus dakwah dan perjuangan para Ulama dan Rasulullah SAW.

Di Indonesia, terdapat puluhan ribu Pondok Pesantren. Bagaimana caranya kita untuk memilih Pondok untuk tempat pendidikan anak? Setidaknya ada enam hal yang harus diperhatikan orangtua dalam menghadapi pilihan yang kadang membingungkan dalam memilih Pondok Pesantren.

1.  Pilih Pondok yang pendidikan lebih tinggi dan lengkap dari pondok lainnya.

Karena anak akan mendapatkan ilmu yang lebih tinggi dan lengkap di pondok tersebut.

2.  Pilih pondok yang citranya baik.

Karena pondok yang citranya baik lebih terjaga dari hal-hal yang di larang agama, sebab di pondok tersebut anak akan belajar wara’ dan menjaga diri dari hal-hal yang di larang agama.

3.  Pilih pondok yang usianya lebih tua.

Pondok yang usianya lebih tua telah terbukti kualitasnya sehingga bisa bertahan lama, telah banyak mengeluarkan alumni yang mumpuni dan lebih berpengalaman dalam mendidik santri.

4.  Pahami Situasi dan Kondisi Pesantren .

Sebaiknya orangtua melihat dan memahami dahulu sistuasi dan kondisi pesantren yang di pilih, agar mendapatkan gambaran yang sebenarnya. Terutama yang berkenaan dengan kurikulum, kegiatan, biaya dan fasilitas pesantren.

5.  Bermusyawarahlah terlebih dahulu, meminta pendapat dan saran kepada Kiai atau Ustadz dan tokoh agama, karena mereka semua lebih memahami situasi dan kondisi pesantren yang sesuai dengan harapan orangtua.

6.  Sebaiknya orangtua tidak terburu-buru dalam memilih guru atau pesantren. Karena jika tidak sesuai dengan harapan, maka akan menyebabkan anak tidak betah sehingga harus berpindah kepada guru atau pesantren lain. Hal ini akan berakibat pada hilangnya kemamfaatan dan keberkahan ilmu yang di peroleh. Disamping itu, banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang karena harus berpindah-pindah guru atau pesantren.

Kenapa harus Sidogiri menjadi Pilihan?

blogger.com


a.  Sejarah Bedirinya PP. Sidogiri

Sidogiri di babat oleh seorang Sayyid dari Cirebon, Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman. Beliau keturunan Rasulullah dari Marga Basyaiban. Ayahnya, Sayid Abdurrahman, adalah seorang perantau dari Negeri tarim, Hadramaut, Yaman. Sedangkan Ibunya adalah Syarifah Khodijah, Putri Sultan Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati.

Pesantren yang secara turun temurun di Asuh oleh putera-putera terbaik dari keturunan Rasulullah menjadi alasan pertama kenapa Sidogiri adalah Pesantren yang sangat cocok untuk tempat anaknya menuntut ilmu.

b.  Tahun berdirinya PP.Sidogiri

Ada dua versi tentang tahun berdirinya Pondok Pesantren Sidogiri, yaitu Tahun 1718 dan 1745. Bukti otentik dari keduanya ada, yaitu:

1.    Dalam suatu catatan yang di tulis Panca Warga tahun 1963 yang di tanda tangani KH. Noerhasan Nawawie, KH. Cholil Nawawie, dan KA. Sakdoellah Nawawie di sebutkan bahwa PP. Sidogiri didirikan tahun 1718.

2.    Dalam surat lain tahun 1971 yang di tanda tangani oleh KA. Sakdoellah Nawawie, tertulis bahwa tahun 1971 adalah Hari Ulang Tahun PP. Sidogiri yang ke 226. Dari keterangan ini di simpulkan bahwa Sidogiri berdiri tahun 1745. Dan dalam kenyataan versi kedua inilah yang di jadikan patokan dalam menetapkan hari ulang tahun  PPS setiap akhir tahun.

Terlepas mana yang benar, penulis menyimpulkan bahwa Pesantren Sidogiri yang sudah berumur 274 tahun ini, termasuk salah satu pesantren tertua yang ada di Indonesia. Artinya pengalaman dalam mendidik santri untuk berhasil sesuai dengan visi, misi dan tujuan berdirinya pesantren itu sendiri lebih teruji dan bisa di pertanggungjawabkan.

c.   Penanggungjawab Pondok Pesantren Sidogiri

Sejak awal berdirinya, pengelolaan Pesantren Sidogiri  di pegang oleh Kiai sebagai Pengasuh saja. Kemudian pada kepengasuhan KH. Cholil Nawawie, adik beliau KH.Hasani Nawawie mengusulkan agar dibentuk wadah permusyawaratan keluarga yang dapat membantu tugas-tugas pengasuh di samping pengurus pesantren yang sudah ada.

Setelah usul itu diterima dan di sepakati, maka dibentuklah satu wadah yang diberi nama “Panca Warga.” Anggotanya adalah lima putra laki-laki KH. Nawawie bin Noerhasan, yakni;

1.  KH. Noerhasan Nawawie (wafat 1967)

2.  KH. Cholil Nawawie (wafat 1978)

3.  KH. Siradj Nawawie (wafat 1988)

4.  KA. Sadoellah Nawawi (wafat 1972)

5.  KH. Hasani Nawawie (wafat 2001)

Dalam pernyataan bersamanya, kelima putra Kiai Nawawie ini merasa berkewajiban untuk melestarikan keberadaan Pesantren dan bertanggung jawab mempertahankan asas dan ideologi Pesantren Sidogiri.

Setelah tiga anggota Panca Warga wafat, KH. Siradj Nawawie mempunyai gagasan untuk membentuk wadah baru. Maka dibentuklah organisasi pengganti yang di beri nama “Majlis Keluarga”, dengan anggota terdiri dari cucu-cucu laki-laki KH. Nawawie bin Noerhasan.

Ketua Majlis Keluarga pertama sekaligus Pengasuh adalah KH. Abdul Alim Abd Djalil, sedangkan KH. Siradj Nawawie dan KH. Hasani Nawawie sebagai penasehat.

Anggota majlis Keluarga (sejak tahun 2021 sd sekarang) adalah:

1.  KH. Fuad Noerhasan (Pengasuh, Rais dan Anggota)

2.  D. Nawawy Sadoellah (Katib dan Anggota)

3.  KH. Abdullah Syaukat Siradj Alm. (Anggota)

4.  H. Bahruddin Thoyyib (Anggota)

Urutan pengasuh Sidogiri sampai sekarang adalah sebagai berikut.

Sayyid Sulaiman (pertengahan abad ke-18)

K.H. Aminullah (akhir abad ke-18)

K.H. Abu Dzarrin (awal abad ke-19)

K.H. Mahalli (awal abad ke-19)

K.H. Noerhasan bin Noerkhotim (pertengahan abad ke-19)

K.H. Bahar bin Noerhasan (sampai 1920-an)

K.H. Nawawie bin Noerhasan (sampai 1929)

K.H. Abd. Adzim bin Oerip (1929-1959)

K.H. Abd. Djalil bin Fadlil (1959-1947)

K.H. Cholil Nawawie (1947-1978)

K.H. Abd. Alim Abd. Djalil (1978-2005)

K.H. A. Nawawi Abd. Djalil (2005-2021)

K.H. Fuad Noerhasan (2021-Sekarang)

 

Keberadaan Panca warga/Majlis Keluarga sangat membantu terhadap Pengasuh dalam mengambil kebijakan-kebijakan penting dalam mengelolah Pesantren. Secara tehnis pengasuh membentuk pengurus di semua bidang sebagai wakil Kiai dalam mengurus Pesantren, sehingga kondisi Pesantren semakin lama semakin maju.

Beberapa alasan di atas telah mendorong Penulis untuk memondokkan anaknya, semoga anaknya kelak menjadi anak yang saleh yang berbakti pada kedua orang tua, nusa, bangsa dan agama.

Disamping beberapa alasan di atas, sebenarnya masih ada dua hal penting yang mendukung Penulis untuk menentukan pilihan lembaga Pondok Pesantren yang akan di jadikan tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anaknya, antara lain:

1.  Perhatian Kiai tidak hanya urusan ilmu, Ibadah dan akhlaq santri, bahkan Kiai juga sangat memperhatikan ekonomi Santri ketika sudah boyong dari Pesantren. Hal ini kita bisa melihat bahwa pegawai BMT dan Pertokoan Basmalah itu hanya di prioritaskan untuk Alumni Santri Sidogiri.

Perhatian Kiai dalam urusan ilmu, ibadah dan akhlaq tidak hanya diberikan kepada Santri aktif, melainkan juga kepada semua Alumni Santri Sidogiri. Hal ini terbukti dan sangat tampak jelas dengan Kegiatan Subuh Berjamaah dan Pengajian Kitab Sidogiri yang di hadiri langsung oleh Kiai di seluruh Kabupaten se Indonesia bahkan Para Alumni yang ada di Malaysia.

Semoga kita semua senantiasa diakui sebagai santrinya, Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

KEKUATAN KARAKTER YANG LAHIR DARI SIFAT SABAR DAN TAWADLU’ (Edisi Lanjutan......!)

35. Mind Set (Pola Pikir)   Tikungan maut kolam bertanggul  Berguling mobil bermotif batik  Lingkungan baik dalam bergaul  Menggiring kita h...