Jumat, 27 Januari 2023

SERBA-SERBI KEGIATAN LITERASI DI SDN KETAWANG KARAY I GANDING SUMENEP

            Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah gerakan literasi yang aturannya mengacuh pada Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan oleh pemerintah sejak 2016 silam. Untuk mewujudkan mimpi besar ini, GLN sejatinya harus dilaksanakan secara menyeluruh dan serentak, mulai ranah keluarga sampai sekolah dan masyarakat diseluruh wilayah Indonesia.

Sebagai guru, pertanyaannya adalah sudahkah sekolah kita melaksanakan GLS sesuai apa yang telah dicanangkan oleh pemerintah? Tentu jawabannya berbeda-beda sesuai dengan kebijakan dan langkah kongkret masing-masing sekolah. Di SDN Ketawang Karay I misalnya, untuk mewujudkan sekolah literasi telah melakukan banyak kegiatan, yang meliputi:

1. Upacara bendera.

2. Ngaji dan kultum di jum’at berkah.

3. Kegiatan Pramuka di sabtu bahagia.

4. Membaca lima menit di rabu rawit.

5. Bazar ceria siswa.

6. Mengikut sertakan siswa dalam berbagai event/lomba.

7. Kegiatan Bersih Indah di minggu terahir setiap bulan.

8. Membentuk ruang kelas literasi.


Dari delapan kegiatan di atas, sudah layakkah sekolah kita menyandang gelar sekolah literasi? Tentu kita harus menilai secara obyektif apakah semua kegiatan yang telah kita lakukan mengarah pada pencapaian tujuan pokok dari Gerakan Literasi Sekolah? Ada dua tujuan pokok GLS, yakni:

Pertama, menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang berbudaya literasi. Kedua, membentuk warga sekolah yang literat dalam hal: baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewarganegaraan.

privat.dok

  

Ada beberapa hal yang menjadi catatan Penulis, antara lain:

1. Semua kegiatan yang ada belum terprogram secara matang. Hal ini ditunjukkan belum adanya Buku Panduan Program GLS di sekolah.

2. Kerja Tim (team work ) belum terbentuk dengan baik.

3. Belum adanya penganggaran yang jelas dan terencana untuk pelaksanaan GLS di SDN Ketawang Karay I.

4. Belum menggunakan skala prioritas dari semua program ada.

            Sebagai solusi alternatif yang penulis ajukan adalah sebagai berikut;

a. Dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah, SDN Ketawang Karay I harus mempertimbangkan tiga tahap literasi yang meliputi: tahap pembiasaan (belum ada tagihan), tahap pengembangan (ada tagihan non akademik) dan tahap pembelajaran (ada tagihan akademik).

b. Kegiatan yang bisa dilakukan pada tahap pembiasaan antara lain;

- Membaca lima belas menit setiap hari di jam 00.

- Mengelolah Sudut Baca.

- Satu Peserta Didik Satu Buku dalam satu tahun

- Wajib Kunjung Perpustakaan Sekolah

- Membacakan Cerita

c. Kegiatan yang bisa dilakukan pada tahap pengembangan adalah sebagai berikut;

- Mengelolah Sudut Baca

- Satu Jam Wajib Baca (seminggu sekali)

- Kuis Membaca Pagi

- Duta Literasi

- Klub Pecinta Buku

- Tantangan Membaca

- Penghargaan Membaca

- Menyusun Fortofolio Membaca

- Membaca Berhadia Buku

- Pos Baca

 


 

d. Kegiatan yang bisa dilakukan pada tahap pembelajaran adalah sebagai berikut;

- Membaca Buku Cerita (satu jam, seminggu sekali)

- Mading Kelas (terbit seminggu sekali)

- Diorama Cerita

- Piramida Cerita

- Wajib Kunjung Perpustakaan Sekolah

- Klub Literasi (Jangka panjang)

            Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa; Kegiatan baca tulis menjadi pondasi bagi keberhasilan dari kegiatan literasi lainnya (numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan) dan keberhasilan GLS di SDN Ketawang Karay I tergantung komitmen semua warga sekolah dan pihak terkait secara kolaboratif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

KEKUATAN KARAKTER YANG LAHIR DARI SIFAT SABAR DAN TAWADLU’ (Edisi Lanjutan......!)

35. Mind Set (Pola Pikir)   Tikungan maut kolam bertanggul  Berguling mobil bermotif batik  Lingkungan baik dalam bergaul  Menggiring kita h...